KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia – Nya sehingga makalah Psikologi Perkembangan yaitu tentang
“ FASE KANAK – KANAK AKHIR ” ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa saya haturkan kepada junjunan Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga saya dapat membedakan
mana yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Perkembangan yang telah memberikan saya kesempatan untuk membuat
makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak
kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
berikutnya.
Ciamis, April
2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... 1
DAFTAR
ISI .................................................................................................... 2
BAB
I : PENDAHULUAN ............................................................................... 3
A.
Latar
Belakang ......................................................................................... 3
B.
Rumusan
Masalah .................................................................................... 3
C.
Tujuan
...................................................................................................... 4
BAB
II : PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A.
Ruang
Lingkup Masa Kanak-kanak Akhir .............................................. 5
B.
Ciri-ciri
Masa Kanak-kanak Akhir ........................................................... 6
C.
Aspek-aspek
Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir .......................... 6
1.
Perkembangan
Fisik ..................................................................... 6
2.
Perkembangan
Kognitif ............................................................... 7
3.
Perkembangan
Bahasa ................................................................. 9
4.
Perkembangan
Moral ................................................................. 10
5.
Perkembangan
Sosial ................................................................. 11
D.
Tugas
Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir ................................... 12
E.
Perkembangan
Minat dan Kegiatan Bermain ........................................ 13
BAB
III : PENUTUP ...................................................................................... 15
A.
Kesimpulan
............................................................................................ 15
B.
Saran
...................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan masa akhir
kanak-kanak merupakan kelanjutan dalam masa awal anak-anak. Periode ini
berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan
perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan
peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku.
Dalam studi ilmu jiwa
perkembangan dapat di lacak dan dipahami perkembangan dari satu fase kehidupan
ke fase kehidupan yang lain. Dalam memahami ini dalam dunia pendidikan
misalnya, maka dapat disusun kurikulum, materi, metode, sarana, dan alat-alat
yang sesuai dengan situasi dan kondisi diri anak didik menurut jengjang
pendidikan yang ada. Demikian juga bagi orang tua, akan diketahui pertumbuhan
dan perkembangan anak serta model-model pelayanannya. Sehingga setiap individu
diharapkan bisa menjalani tugas perkembangan dengan baik sekaligus beradaptasi
dengan lingkungannya dengan baik pula.
Akhir masa kanak-kanak
secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat
kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual. Yaitu criteria yang
digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja-timbuknya tidak
selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual
anak laki-laki dan anak perempuan.
Dalam makalah ini akan
dikemukakan mengenai bagaimana proses perkembangan pada masa kanak-kanak akhir.
Dan akan dibahas pula mengenai perkembangan anak pada aspek kognitif, emosi,
dan bahasanya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja ciri masa kanak-kanak akhir ?
2.
Bagaimana
tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak ?
3.
Bagaimana
perkembangan fisik, kognitif, sosial, bahasa, dan moral pada masa kanak-kanak
akhir ?
4.
Apa
saja minat dan bakat masa kana-kanak
akhir ?
5.
Jelaskan
implikasi perkembangan terhadap penyelenggaraan pendidikan ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
saja ciri masa kanak-kanak akhir,
2.
Mengetahui
tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak,
3.
Mengetahui
perkembangan fisik, kognitif, sosial, bahasa, dan moral pada masa kanak-kanak
akhir,
4.
Mengetahui
minat dan bakat masa kana-kanak akhir,
5.
Mengetahui
implikasi perkembangan terhadap penyelenggaraan pendidikan,
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ruang Lingkup Masa Kanak-kanak Akhir
Masa kanak-kanak akhir
sering disebut sebagai masa sekolah atau masa sekolah dasar. Masa kanak-kanak
akhir berjalan dari umur 6 atau 7 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa
remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah
matang bersekolah dan sudah siap masuk Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.
Seorang anak dapat
dikatakan matang untuk bersekolah apabila anak telah mencapai kematangan
(fisik, intelektual, moral, dan sosial). Matang secara fisik maksudnya, apabila
anak telah menuruti secara jasmaniah tata sekolah. Misalnya, dapat duduk
tenang, tidak makan didalam kelas, tidak bergurau dengan teman waktu diajar, dan
lain sebagainya. Matang secara intelektual maksudnya, apabila anak telah
sanggup menerima pelajaran secara sistematis, terus-menerus, dapat menyimpannya
dan nantinya dapat memproduksi pelajaran tersebut. Matang secara moral adalah
jika anak telah sanggup menerima pelajaran moral, misal pelajaran budi
perkerti, etiket, serta telah sanggup untuk melaksanakannya. Telah juga ada
rasa tanggungjawab untuk melaksanakan peraturan sekolah sebaik-baiknya. Matang
secara sosial, maksudnya apabila anak telah sanggup untuk hidup menyesuaikan
diri dengan masyarakat sekolah.
Masa akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase
ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah,
pada usia Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa anak sudah diperintahkan untuk
melakukan shalat sebagaimana Hadist Nabi: Artinya: ...Perintahlah anak-anak
kalian melakukan shalat ketika ia berusia tujuh tahun, dan pukulah ia jika
meninggalkannya apabila berusia sepuluh tahun dan pisahkan ranjangnya (HR.
Abu Dawud dan al-Haki dari Abd Allah ibn Amar) Hadis tersebut mengisyaratkan
ketika anak berusia tujuh tahun memerintahkan orang tua untuk memukul
anaknya yang meninggalkan shalat, makna memukul tidak berarti bersifat biologis
tetapi secara psikologis dengan mengingatkan yang dapat menggugah kesadarannya
untuk melakukan shalat.
B.
Ciri-ciri Masa Kanak-kanak Akhir
Masa kanak-kanak akhir
berlangsung pada usia sekitar 6 sampai 12 tahun, dengan ciri-ciri sebagaimana
digambarkan oleh para orang tua, para guru, dan para psikolog (Hurlock, 1997 :
146 – 148), sebagai berikut :
1.
Label yang digunakan oleh orang tua. Bagi sebagian orang tua masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan sesuatu masa
dimana anak tidak mau menuruti perintah dan diman lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebaya dari pada orang tua dan anggota keluarga lain. Dalam
keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, sudah jamak bila anak
laki-laki mengejek saudara perempuannya kalau anak perempuan membalas
terjadinya pertengkaran dalam bentuk maki-makian atau serangan fisik.
2.
Label yang digunakan
oleh para pendidik. Para pendidik melabelkan
masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang
preodeinisebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi suatu masa
dimanaanak-membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat
sukses. Sekali terbentuk kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai
dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.
3.
Label yang digunakan ahli psikologi. Bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok
suatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi
dalam pandangan teman-temanya.
C.
Aspek-aspek Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
1.
Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap
gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan
fisik ini terdiri dari :
a)
Perkembangan
motorik kasar
Kemampuan
anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik
kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses
kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju
perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
b)
Perkembangan
motorik halus
Adapun perkembangan motorik halus
merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau
sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh
kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan
menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
2.
Perkembangan Kognitif
Menurut
Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam
berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak
merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak menggunakan operasi
mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan
kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak
mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
Masa kanak-kanak
akhir menurut Piaget tergolong pada masa operasi konkret dimana anak berfikir
logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap
sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat
permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan
sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah,
panjang, luas dan besar.
Pada masa
ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi dari
pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelunya. Pemahamannya tentang konsep
ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak
usia 6 atau 7 tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka
mempunyai ide yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain,
lama waktu tempuhnya, dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
Keputusan
tentang sebab akibat akan meningkat. Anak berinisiatif menggunakan strategi
untuk penambahan, dengan menggunakan jari-jari atau dengan benda lainnya.
Mereka juga dapat memecahkan soal cerita yang bersifat sederhana. Kemampuan
mengkategorisasi membantu anak untuk berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak
dalam tahapan operasi konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi
seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang,
objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono
mengonggong, anjing susi menggonggong, anjing budi menggonggong, jadi semua
anjing menggonggong.
Perkembangan
kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir anak berkembang dan
berfungsi. Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan
konkret ketingkat yang lebih rumit dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat
memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu
benda padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang berbeda bentuknya.
Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. Terjdi peningkatan dalam hal
pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat permainannya.
Mengerti
perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih komplek serta
saling hubungannya. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep
ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai
memahami jarak dari satu tempat ketempat lain, memahami hubungan antara sebab
dan akibat yang ditimbulkan, mengkelompokan benda berdasarkan kriteria
tertentu, dan menghitung. Guru diharapkan membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan berfikirnya.
Kemampuan
berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental seperti mengingat,
memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya memberikan andil dalam
mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan
berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih
logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan
ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua
atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna
maupun ukuran buku.
3.
Perkembangan Bahasa
Kemampuan
bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik kemampuanya dalam memahami
dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini
perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.
Bersamaan
dengan pertumbuhan perbendaharaan kata selama masa sekolah, anak –anak semakin
banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan
seperti memukul, melempar, menendang atau menampar. Maka belajar tidak hanya
untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk
penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuhan bahasa adalah pragmatis,
yaitu penggunn prktis dari bahasa untuk komunikasi. Anak kelas satu merespon
pertanyaan orang dewasa dengan jawaban yang lebih sederhana, jawaban pendek.
Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah dapat menceritakan kembali satu bagian
pendek dari buku, film, atau pertunjukan televisi.
Belajar
membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk berkomunikasi
langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada membaca bagi
anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan
seiring dengan perkembangan membaca. Membaca memilik peran penting dalam
pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan terjadi dalam hal anak berfikir
tentang kata-kata. Mereka menjadi kurang terikat dengan kegiatan dan dimensi
pengamatan yang berhubungan dengan kata, dan menjadi lebih analistis dalam hal
penggunaan kata-kata. Misalnya : bila anak diminta menyebut sebuah benda yang
berhubungan dengan kaa yang didengar, misalnya anjing, maka anak akan merespon
dengan satu kata yang menunjukan penampilannya seperti : hitam, besar, atau
kepada kegiatan yang berhubungan dengan anjing seperti : duduk, gonggongan
anjing.
Anak yang
lebih tua lebih sering merespon anjing denga menghubungkannya dengan kategori
binatang yang dekat atau menyukai seperti kucing. Meningkatnya kemampuan
menganilisis kata membantunya untuk mengerti yang tidak secara langsung
berhubungan dengan pengalaman pribadinya. Anak bisa membedakan antara saudara
kandung dengan saudara sepupu, desa dengan kota dan sebagainya.
Demikian
juga peningkatan dalam tata bahasa. Anak bisa membandingkan, sehingga bisa
mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan sering bersifat subjektif. Anak
biasanya menggunakan berbagai aturan dalam tata bahasa.
4. Perkembangan Moral
Perkembangan
moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika
yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat dari perilaku moralnya
di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat.
Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku
moral orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari
perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut
Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah.
Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari orang
tua menjadi berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan
moral yang kaku. Misalnya : bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang
buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi,
berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk.
Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang
heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ketingkat
yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomus.
Kohlberg
memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat kedua dari perkembangan moral masa
ini sebagai tingkat moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional.
Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh Kohlberg disebut moralitas anak baik,
anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk
mempertahankan hubungan-hubungan yang baik. Dalam tahap yang kedua Kohlberg
menyatakan bahwa bila kelompok sosial menerima peraturan-peraturan yang sesuai
bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk
menghidari penolakan kelompok dan celaan.
Kohlberg menyatakan
adanya 6 tahap perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga
tingkatan, yakni tingkatan : (1) prakonvensional (2) konvensional (3) pasca
konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak peka terhadap
peraturan-peraturan yang berlatarbelakang budaya dan terhadap penilaian baik
buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok
atau agama dianggap sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak
tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak
pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan
memberi justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional, ditandai
dengan adanya uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan
prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah
individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
Pengembangan
moral termasuk nilai-nilai agama merupakan hal yang sangat penting dalam
membentuk sikap dan kepribadian anak. Misalnya : mengenalkan anak pada
nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan terhadap anak tentang hal-hal yang
terpuji dan tercela.
5. Perkembangan Sosial
Perkembangan
sosial tak dapat dipisahkan dengan perkembangan emosi, yang sering disebut
sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh
lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.
1)
Kegiatan
bermain
Bermain
sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan sebagai pengalaman
berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada
anak untuk berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan
yang disukai anak cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok,
kecuali bagi anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya dan cenderung memilih
bermain sendiri.
2)
Teman
sebaya
Teman
sebaya pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar
sekolah. Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak
baik yang bersifat positif maupun negatif. Keinginan anak untuk diterima dalam
kelompoknya sangat besar. Anak berusaha agar teman-teman dikelompoknya menyukai
dirinya. Menurut Sanlock bahwa anak sering berfikir: Apa yang bisa aku lakukan
agar semua teman menyukaiku? Apa yang salah padaku? Mereka berupaya agar
mendapat simpati dari teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling
populer di kelompoknya.
Wentzal dan
Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak
populer, yaitu:
1)
Anak yang
diabaikan (neglected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai
teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya. Anak
ini biasanya tidak memiliki teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak
dibenci atau ditolak oleh teman sebayanya.
2)
Anak yang
ditolak (rejected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh
seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena
biasanya anak yang ditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa, dan suka
mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian diri yang serius dimasa
dewasa.
3)
Anak yang
kontrovesi (controversial chidren) adalah anak yang sering dinominasikan
keduanya yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai.
D.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
Untuk memperoleh tempat didalam kelompok sosial,
anak yang paling besar harus menyelesaikan berbagai tugas dalam perkembangan,
kegagalan didalam pelaksanaan akan mengakibatkan pola prilaku yang tidak
matang, tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai
tugas-tugas perkembangan tersebut. Misalnya, pengembangan berbagai keterampilan
dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan perkembangan sikap-sikap
terhadap kelompok sosial dalam lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru
dan juga orang tua.
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan
yang merupakan tugas perkembangan dan yang
mestinya dikuasai pada masa
kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut :
1)
Belajar menguasai
keterampilan fisik dan motorik untuk permainan yang bersifat umum.
2)
Membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.
3)
Belajar bergaul secara baik dengan teman-teman
sebayanya.
4)
Belajar memainkan
peranan sesuai dengan jenis
kelaminnya.
5)
Mengembangkan
keterampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6)
Mengembangkan
konsep-konsep yangg diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
7)
Mengembangkan
pembentukkan kata hati, moral, dan skala nilai.
E.
Perkembangan Minat dan Kegiatan Bermain
Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun anak perempuan sangat sadar akan kesesuaian jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang diangap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.
Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri daripada bermain yang bersifat sosial dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan
untuk bermain.
Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburan-hiburan
seperti televisiradio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan ini sebagian disebabkan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah banyaknya tugas-tugas dirumah.
1)
Bermain Konstruktif
Membuat sesuatu hanya
untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk
permainan yang populardiantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih
menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar,
melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
2)
Menjelajah
Seperti anak yang lebih
muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dengan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin
menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.
3)
Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai
suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak, karena
kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara
teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
4)
Permainan dan Olahraga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi
memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia 10 tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata-mata pada kegembiraan.
5)
Hiburan
Beberapa hiburan yang
digemari pada akhir masa
kanak-kanak diantaranya membaca, menonton film, radio dan televisi, dan berimajinasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam masa perkembangan
kanak-kanak akhir anak sudah mengalami banyak kemajuan dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Dalam aspek perkembangan kognitif anak sudah lebih mampu berfikir,
belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya sudah tidak
lagi egosentrisme, dan lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya,
dalam usia ini anak sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar
tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.
Sedangkan perkembangan
dalam aspek bahasa, usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Mereka juga mulai
menyadari bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di
dalam kelompok.
B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar di masa yang akan datang saya dapat membuat karya yang lebih baik lagi.
MGM National Harbor Casino, Las Vegas - Mapyro
BalasHapusMGM National Harbor Casino, Las 제주도 출장안마 Vegas locations, rates, 경상남도 출장안마 amenities: expert 동두천 출장안마 Las Vegas research, only at 밀양 출장안마 Hotel and 수원 출장마사지 Travel Index. Rating: 2.8 · 25 reviews